Yahudi Indonesia : Lebih Baik Diskusi dengan FPI dari pada dengan Liberal

Hidayatullah.com-- Bulan Desember 2010 lalu Hidayatullah Media melakukan safari jurnalistik ke beberapa daerah di Sulawesi Utara (Sulut). Kunjungan tersebut dilakukan untuk melihat dari dekat pengaruh Yahudi di daerah yang didominasi umat Nasrani tersebut.

Sebelumnya, diberitakan pemerintah Kabupaten Minahasa Utara, Sulut, telah membangun sebuah menara Yahudi (menorah) setinggi 19 meter di kaki Gunung Klabat. Menorah itu merupakan yang terbesar di dunia, dibandinkan dengan menorah serupa di Gedung Parlemen Israel, Knesset, yang hanya setinggi lima meter.

Selain menorah, hal-hal berbau dukungan terhadap Israel juga mudah ditemukan di daerah Minahasa ini. Seperti lambang Bintang Daud yang bisa ditemukan di bus-bus dan angkutan kota, bendera Israel di pangkalan ojek, dan sebagainya. Sinagog, rumah ibadah Yahudi pun ada di daerah ini.

Dalam kesempatan itu, Hidayatullah Media juga melakukan wawancara dengan Ketua Indonesia Jews Community, Yaacov Baruch. Berikut kutipan wawancara wartawan Hidayatullah Media, Surya Fachrizal dengan Yaacov, yang juga menjadi dosen di Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi, Manado, seperti dikutip dari majalah Suara Hidayatullah edisi Januari 2011.

Bagaimana keturunan Yahudi di Manado bisa berkumpul?

Kita kenalnya dari marga. Keturunan-keturunan Yahudi di Indonesia berasal dari Belanda dan Irak. Tapi untuk pengetahuan, mereka sudah tidak tahu sama sekali ajaran Yahudi.

Di keluarga, cuma saya saja yang getol mendalami ajaran Yahudi. Dan, ketika kita kumpulkan, ternyata mereka banyak yang Kristen, ada yang Muslim, ada yang Buddhis.

Apakah Yahudi punya tujuan mencari pengikut di negeri ini?


Dalam Judaisme, kita tidak boleh mengajak orang masuk ke agama kita. Itu sangat diharamkan oleh rabbi-rabbi. Dalam aturan Yahudi, halacha, kita disuruh menolak orang yang mau masuk ke Yahudi sampai tiga kali.

Kalau ada orang non-Yahudi bilang ke rabbi kalau dia ingin jadi Yahudi, dia akan ditanya, untuk apa? Kamu akan menjadi gila. Kamu orang bebas, untuk apa mau jadi orang yang paling dibenci, paling dikutuk oleh dunia.

Jadi sebenarnya, orang Yahudi itu menganggap konyol jika ada orang non-Yahudi mau menjadi Yahudi.

Harapan Anda sebagai Yahudi terhadap pemerintah Indonesia?

Saya ingin seperti di Iran. Iran itu sangat anti Israel, dia anti sekali zionisme. Tetapi dia melindungi warga Yahudi di negaranya. Karena kita Yahudi, tidak mau disamakan dengan zionisme. Kita lahir di Indonesia, apa urusannya dengan negara Israel. Tidak semua Yahudi mendukung zionisme.

Justru yang berbahaya itu gerakan Zionis Kristen, seperti yang banyak terdapat di Amerika. Mereka yang sangat mendukung berdirinya negara Yahudi Israel di Palestina.

Mengapa mereka bisa seperti itu?


Karena mereka percaya semakin cepat membuat orang-orang Yahudi pulang (ke Jerusalem), maka Yesus Kristus itu cepat datang .

Apakah anda mendukung Zionisme?


Tolong digarisbawahi, Judaisme itu berbeda dengan Zionisme. Zionisme adalah gerakan politik dari orang Yahudi sekuler yang mau membangun negara Israel raya. Sedangkan rabbi-rabbi ortodoks menentang pendirian negara Yahudi, dan mengatakan kita bisa beragama di mana saja.

Para rabbi ortodoks mengatakan, kembalinya orang Yahudi ke Israel menunggu datangnya messias. Jangan kita mendahului messias.

Siapa yang dimaksud Mesias?


Mesias adalah seorang Yahudi yang diurapi oleh Tuhan, yang akan datang untuk membawa seluruh orang Yahudi pulang ke tanah Israel dan membangun Bait Suci ketiga di Jerusalem.

Apakah sama dengan kedatangan mesias versi Kristen?


Bangsa Yahudi percaya bahwa Mesias adalah manusia. Kristen percaya Tuhan dan Mesias adalah satu karakter dalam diri Yesus Kristus.

Dalam ajaran Yahudi dikatakan, selain Yahudi adalah goyim atau gentiles. Setelah memeluk Yahudi, bagaimana pandangan anda terhadap non-Yahudi, khususnya kepada orang tua Anda?

Iya. Dalam ajaran Yahudi ada istilah Yehudim dan Goyim. Goyim artinya bangsa-bangsa di luar Yahudi. Kalau diartikan ke bahasa Arab artinya kafir. Tetapi orang Yahudi tidak menganggap goyim untuk didakwah atau untuk dibenci.

Khusus kepada bangsa Arab atau Muslim, orang Yahudi menyebutnya dengan denai (anak-anak) dodim (sepupu, cousins). Dengan kata lain, mereka ada sepupu. *

Bagaimana dengan ajaran kabbalah dalam Judaisme yang sering dipandang sebagai aliran penyembah setan?

Kabbalah adalah hal-hal di dalam Judaisme yang menyangkut hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Saya sendiri tidak bisa jelaskan secara jelas. Karena ada tiga syarat untuk kabbalah. Pertama, Yahudi, kedua sudah menikah, ketiga, usia minimal 40 tahun.

Jadi kabbalah-nya Madonna, dan lain-lain itu kabbalah yang ngarang bukan Judaisme asli.

Bagaimana dengan Freemasonry?


Freemasonry ataupun Illuminati itu dari Katolik. Saya bisa jamin seratus persen hal itu bukan dari Judaisme. Kalau pun ada orang Yahudi di sana, tapi ada juga dari Katolik dan Protestan.

Bagaimana dengan buku-buku tentang Freemasonry yang selalu mengaitkan Yahudi di dalamnya?

Dia sama sekali bukan cabang dari Judaisme, dan tidak ada unsur religius Judaisme. Saya baca buku-buku itu sampai stres juga. Ini sudah fitnah seribu persen.

Bagaimana dengan teori konspirasi dari protokol zionis yang disusun tokoh pendiri negara Israel, Theodore Herzl?

Menurut pengalaman saya pribadi, setelah sebelas tahun hidup dengan orang-orang Yahudi ortodoks, hal seperti itu tidak ada. Lagi pula Herzl itu kan sekuler, dia tidak sunat. Dia banyak membantah rabbi-rabbi. Dia juga yang membantah 150 rabbi dari Amerika dan Kanada sewaktu menggagas negara Israel.

IJC itu organisasi seperti apa?

IJC seperti paguyuban saja. Seperti paguyuban masyarakat Sunda, dan lain-lain. Kita paham Yahudi tidak diakui sebagai agama di Indonesia. Jadi kita tidak bisa bertindak secara formal untuk membuat yayasan atau sekolah Yahudi di sini.

Anggotanya berapa?


Anggotanya keturunan Yahudi di Indonesia. Di Manado ini, keturunan Yahudi ada 200 hingga 300 orang. Tetapi tidak semuanya Yahudi, ada yang Kristen.

Apa motivasi Anda memeluk agama Yahudi?


Pertama, karena saya diberitahu saya keturunan Yahudi. Dan saya ingin memelihara akar Yahudi yang ada dari garis keturunan Ayah dan Ibu saya.

Pada awalnya bagaimana anda belajar tentang Judaisme?


Saat saya SMA, tahun 1999. Saat itu tidak ada rabbi atau sinagog di Manado. Saya banyak belajar di internet, lalu teman-teman yang saya kenal via internet juga banyak membantu mengirimkan buku-buku.

Di mana anda mendapatkan pengakuan menjadi seorang Yahudi?


Di Israel. Saya pertama kali ke sana tahun 2009. Saya membawa dokumen-dokumen yang diperlukan, seperti akta lahir, foto-foto, dsb. Data-data tersebut kemudian dicocokkan di Museum Diaspora.

Dari mana Anda mendapat gelar rabbi dan sejak kapan?


Sebelumnya saya masuk semacam seminari Yahudi di Singapura dan Israel. Pada tahun 2004 beberapa rabbi dari Israel datang ke Indonesia. Karena saya yang urus sinagog maka mereka menunjuk saya sebagai rabbi.

Sejak kapan Sinagog di Tondano dibuat, dapat dana dari mana?


Sinagog itu dibuat pada tahun 2004. Ada keluarga saya dari Belanda yang tahu aktivitas saya kemudian menawarkan untuk membiayai pembuatan sinagog. Mereka keluarga Kristen, bukan Yahudi. Karena orang Kristen percaya, kalau memberkati Yahudi maka akan mendapat berkat.

Yahudi dan Kristiani sama-sama percaya terhadap kitab Perjanjian Lama?


Bagi Yahudi, itu memang kitab suci. Kita tetap memakainya, Kristen yang tidak pakai. Kalau dia pakai Perjanjian Lama dia tidak makan babi dia harus sunat, dia harus kosher (“halal” ala Yahudi-red).

Jadi, hal seperti syariat Islam tidak masalah dengan saya. Bagus, dong, nggak ada babi.

Anda pernah berdialog dengan pihak Islam?

Saya sering bicara dengan Djohan Effendi

Apakah anda dekat dengan kalangan liberal?


Memang ada dari kalangan Islam liberal yang mendekati dan mengajak saya diskusi. Tapi saya tahu, mereka juga disorot oleh kalangan Islam mainstream. Jadi buat apa saya mendekat dengan mereka. Ibarat dosa dua kali: sudah Yahudi dekat dengan liberal, pula. Lebih baik saya diskusi dengan (Ketua Umum FPI) Habib Rizieq sekalian. *

Read more...

Agenda Imperialisme AS, Tidak Pernah Ada Perdamaian Palestina-Israel.( Sebuah Wawancara Dengan Pengamat Politik Norman Finkelstein Dan Saen Shaath)

Perlawanan adalah satu-satunya cara melawan agenda imperialisme Amerika Serikat dan Israel, bukan perudingan

Hidayatullah.com--Selasa 14/12/2010 Hamas merayakan hari jadinya. Sudah 23 tahun sejak didirikan pada 1987, organisasi itu memperjuangkan kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel.

Dalam pidato milad, dihadapan puluhan ribu rakyat Palestina yang berkumpul di Jalur Gaza, pemimpin Hamas yang juga perdana menteri pemerintah Palestina di Gaza, Ismail Haniyah, mengatakan bahwa Hamas tidak akan pernah mengakui Israel.

PressTV hari Rabu (15/12) menayangkan wawancara dengan Norman Finkelstein, seorang penulis dan ilmuwan politik yang berada di New York, serta pakar masalah Timur Tengah Saeb Shaath di Belfast, tentang peran Hamas pada masa sekarang ini. Berikut petikannya, dengan sedikit suntingan oleh hidayatullah.com.

PressTV: Sepertinya Hamas menikmati popularitas yang besar sekarang ini, setelah perang 33 hari (dengan) Israel dan sementara Jalur Gaza dikepung Israel hampir 4 tahun. Mengapa?

Finkelstein: Saya tidak yakin adalah akurat mengatakan Hamas menikmati dukungan besar. Sepemahaman saya--menilai dari jajak pendapat--jika pemilu dilakukan sekarang, Hamas mungkin akan kalah di Gaza dan mungkin menang di Tepi Barat.

Tidak mengejutkan dukungan (pada) Hamas akan lenyap. Itulah tujuan dari sanksi yang diberlakukan oleh AS dan Israel, setelah Hamas menang pemilu 2006.

Ketika pemilu usai, mantan Presiden AS Jimmy Carter mengatakan, mereka (Hamas, ed) benar-benar jujur dan adil. Sehingga AS dan Israel memberlakukan sanksi ekonomi brutal ini atas penduduk Gaza untuk menghalangi mereka mendukung kepemimpinannya (Hamas, ed). Dan hal itu tidak mengejutkan, karena hal itu (juga) terjadi di tempat lain di dunia ini.

Namun demikian dalam satu hal, rakyat mulai meragukan kebijaksanaan memilih pemerintahan yang (dianggap) membahayakan AS dan Israel, karena hukuman dan sanksi yang akan mereka (AS dan Israel, ed) timpakan.

Faktanya dalam masalah ini adalah Hamas tidak pernah diberi kesempatan untuk memerintah di wilayah Palestina yang diduduki. Jadi, mustahil untuk mengatakan seberapa sukses atau gagal pemerintahan mereka. Pada saat mereka dipilih untuk berkuasa, AS dan Israel berketetapan bahwa penduduk Palestina akan dihukum karena memilih pemerintahannya (Hamas, ed). Dan itu cukup memberikan tekanan pada penduduk, sehingga mereka akan menolak pemerintahan yang mereka pilih.

PressTV: Saeb Shaath, apakah Anda setuju dengan pernyataan yang barusan dikatakan Norman Finkelstein?

Saeb Shaath: Saya ingin mengatakan bahwa orang Palestina biasanya memilih pembela mereka sendiri. Hamas menunjukkan dirinya sendiri sebagai perlawanan bagi orang-orang Palestina dan memerangi penjajahan Israel, dan itulah kuncinya.

Sepanjang Hamas melawan penjajahan dan proyek imperialistik Amerika di wilayah tersebut dan kukuh melawan Israel dan proyek Zionis di Timur Tengah, Hamas akan tetap mendapat dukungan.

Tentu saja, Hamas kehilangan sebagian dukungan di Gaza, karena tidak berpengalaman dalam mengatur dan menangani urusan kenegaraan. Saya setuju dengan pandangan tersebut.

Tapi mereka tidak kehilangan dukungan sebanyak itu, karena program politik mereka masih terkait dengan perlawanan dan memerangi Zionis.

Saya berada di Gaza beberapa pekan lalu dan berpidato di samping [Perdana Menteri Ismail] Haniyah. Saya katakan kepada Perdana Menteri dihadapan semua orang, "Kami akan mendukung rekonsiliasi Palestina apapun, dengan satu syarat. Yaitu jika tetap mendukung agenda perlawanan."

Itulah kuncinya; perlawanan melindungi rakyat. Perlawanan menghentikan Israel dan proyek imperialis Amerika dan membuat mereka menanggung akibat lebih banyak lagi.

Tentu Gaza berada di bawah pengepungan dan sanksi besar. Ada banyak penyebabnya, karena mereka (AS dan Israel, ed) takut model yang Hamas tunjukan di Gaza akan diekspor dan diterapkan di tempat lain di Timur Tengah. Itu adalah dimensi lain, yang tentu saja akan membahayakan desain imperialisme di Timur Tengah.

PressTV: Norman Finkelstein, bagaimana kita beralih dari perbatasan tahun 1948 ke penghentian (pembangunan) pemukiman untuk perdamaian?

Finkelstein: Kita harus jelas tentang pilihan-pilihan yang ada dalam agenda internasional. Sekarang ada konsensus dalam masyarakat internasional untuk mendukung pendirian dua negara dengan perbatasan Juni 1967.

Jika Anda lihat, sebagai contoh, resolusi yang baru saja dikeluarkan Majelis Umum PBB pekan lalu adalah sebuah resolusi tahunan. Yang disebut penyelesaian damai masalah Palestina. Itu muncul setiap tahun selama sekitar 15 tahun terakhir. Dan istilah penyelesaian konflik dituangkan secara jelas dalam resolusi, yaitu pembentukan dua negara berdasarkan perbatasan Juni 67 dan sebuah resolusi adil atas masalah pengungsi.

Dalam pemungutan suara di Majelis Umum sekitar dua pekan lalu, hasilnya 165 lawan 7. Di satu sisi negara seluruh dunia dan di sisi lain ada Australia, AS, Israel ... Micronesia dan Kepulauan Marshal ... Dan itu begitu terus selama, seperti saya katakan, 15 tahun terakhir.

Iran, contohnya, memilih pembentukan dua negara, bersama mayoritas negara lain. Jika Anda melihat Inisiatif Perdamaian Arab 2002, sekali lagi itu menyeru pada pembentukan dua negara dengan perbatasan Juni 67. Itu didukung oleh seluruh 22 negara Arab. Inisiatif itu diulangi setiap tahun, yang paling terbaru seingat saya pada 2009 di Doha. Kemudian ada organisasi konferensi Islam yang terdiri dari 57 negara Muslim, termasuk Iran, yang mendukung Inisiatif Perdamaian Arab.

Jadi... ada konsensus yang mencakup seluruh bangsa, kecuali Amerika Serikat dan Israel. Dan itu menyerukan penyelesaian dua negara. Bagaimana mengimplementasikannya, saya kira tidak ada kesulitan besar.

Tantangannya sekarang adalah menjatuhkan sanksi atau hukuman kepada pihak yang sering melawan. Dan pihak yang melawan, yang menolak untuk menyetujui konsensus internasional adalah Israel.

Hamas, misalnya, telah berulang kali membuat pernyataan--termasuk salah satunya sekitar satu pekan lalu--tentang persetujuannya atas perbatasan Juni 67 dan sebuah resolusi yang adil dalam masalah pengungsi.

Jadi, satu-satunya rintangan nyata dalam penyelesaian konflik adalah Israel, yang didukung oleh Amerika Serikat.

PressTV:
Shaath, Saya ingin mengutip sebuah informasi berikut: 43 orang Palestina dibunuh, 18 anak Gaza diculik dan 298 bangunan dan rumah milik 710 keluarga dihancurkan. Mungkin Anda mengira ini terjadi bulan lalu atau tahun lalu, tapi ini (sesungguhnya) terjadi pada bulan Mei 2004. Jadi apa yang berubah? Mengapa tidak ada peningkatan sama sekali pada saat kita membicarakannya dulu hingga masa sekarang ini?

Shaath:
Jika kita melihat gambarannya, sebagaimana yang kita katakan seluruh bangsa mendukungnya, kita bicara tentang Resolusi 181--dasar dari solusi dua negara--dan Resolusi 194--yang memberikan hak pengungsi Palestina untuk kembali. PLO mengadopsi solusi dua negara itu, dan menempatkannya jadi solusi satu negara demokrasi sekuler.

Kita kemudian beralih ke perjanjian Arab-Mesir, Camp David, Yordania, dan Perjanjian Oslo. Pembangunan pemukiman (Yahudi) di Tepi Barat terus menggila dibawah Perjanjian Oslo. Mereka (Israel, ed) merampas hampir seluruh tanah.

Sekarang kita lihat insentif yang ditawarkan kepada Israel (dari AS, ed) untuk menghentikan pemukiman, dan mereka menolaknya. Anda mungkin heran mengapa mereka menolak satu skuadron F-45, uang dalam jumlah besar dan berbagai insentif.

Alasannya ada dua. Pertama, mereka melihat dukungan AS kepada mereka adalah tanpa syarat. Mereka adalah rekanan dalam kejahatan. Israel yang melaksanakan semua rencana dan tujuan proyek penjajahan di Timur Tengah, jadi tidak ada pilihan (bagi AS) kecuali mendukung Israel. Itu ada sejak keberadaan Israel.

Alasan lainnya adalah mereka tidak ingin menghentikan pembangunan pemukiman, yang bisa menyebabkan masalah perbatasan dibicarakan. Mereka ingin seluruh Yerusalem menjadi milik Yahudi. Mereka ingin merampas tanah sebanyak-banyaknya yang mereka bisa. Oleh karena itu, mereka mengabaikan kesempatan mewujudkan solusi dua negara.

Sekarang kita berada persis di momen di mana tidak ada harapan dan kesempatan untuk mewujudkan solusi dua negara. Yang tersisanya hanyalah hak warga Palestina untuk kembali. Inilah ganjalan masalahnya.

Ganjalan masalahnya bukan perbatasan atau tanah atau kota. Delapan juta pengungsi Palestina berhak kembali ke tanah air. Mereka dijamin haknya oleh kemanusiaan dan hak universal, oleh PBB, oleh nilai-nilai agama dan filosofi apapun.

Inilah masalahnya, dari sini kita bisa mulai bicara. Ini situasi yang dihadapi orang Palestina.

Pemerintah Obama bahkan tidak bisa menghentikan kegiatan pembangunan pemukiman Israel, maka bagaimana mungkin mereka akan mewujudkan solusi dua negara yang adil? Ini lelucon ... mereka mempermainkan rakyat Palestina.

Kita tahu itu, bahwa satu-satunya solusi untuk masalah ini adalah perlawanan, untuk membuat mereka membayar harga penjajahan (yang dlakukannya). Itu bukan negosiasi untuk kepentingan negosiasi, sebagaimana yang dikatakan pemimpin Otorita Palestina di Ramallah. Mereka sebenarnya melayani sebuah agenda Zionis dan bukannya melayani kepentingan Gaza dan Ramallah.

Satu-satunya jalan adalah melakukan perlawanan, agar Israel dan program penjajahan di Timur Tengah menanggung akibatnya, membuat penjajah menanggung akibat yang sedemikian besar hingga mereka tidak sanggup memikulnya lagi.

PressTV:
Finkelstein, saya ingin lebih menekankan pada hak untuk kembali. Saya ingin dengar tanggapan Anda?

Finkelstein:
Ada dua masalah terkait hak untuk kembali. Ada masalah hukum dan masalah organisasi HAM besar. Misalnya Amnesty International dan Human Rights Watch yang pada tahun 2000 dan 2001--saat pembicaraan Camp David, "Parameter" Clinton dan kemudian perundingan Taba. AI dan HRW keduanya mengeluarkan pendapat dan pernyataan tentang hak untuk kembali. Keduanya menyatakan bahwa pengungsi Palestina dan generasi penerusnya--yang tetap memelihara keterkaitan dengan tanah air mereka--memiliki hak untuk kembali dan mendapatkan kompensasi. Sehingga menurut saya tidak ada ambiguitas masalah hukum--setidaknya di kalangan organisasi HAM besar dan terkemuka-- mengenai hak rakyak Palestina untuk kembali dan mendapatkan kompensasi.

Kemudian ada masalah dalam praktek implementasi hak ini. Di mana saya melihat perlu ada negosiasi, dengan hambatan berada di sisi Israel. Israel mengatakan tidak bisa mengakomodasi hak untuk kembali, dan mengajukan sebuah pemukiman bagi warga Palestina sebagai gantinya. Itu adalah hak Palestina untuk mau melakukannya atau tidak. Di bawah hukum internasional, tidak ada seorang pun yang berhak menolak mengakui hak rakyat Palestina untuk kembali.

Tapi sebagaimana saya katakan, hal itu tidak menutup kemungkinan Israel menawarkan pemukiman kepada rakyat Palestina sebagai ganti pengakuan atas hak kembali, sehingga sebagian warga bisa kembali dan sebagian lain tidak.

Saya tidak tahu, saya tidak ingin mengira-ngira. Namun yang perlu ditegaskan adalah rakyat Palestina benar memiliki hak untuk kembali, dan tidak ada seorang pun yang berhak mengingkarinya.

PressTV:
Mana yang harus ditangani lebih dulu? Palestina ingin memfokuskan pada masalah perbatasan dan Yerusalem, al-Quds. Tapi Israel ingin memfokuskan pada masalah pengungsi, keamanan dan pengakuan.

Shaath:
Ini--seluruh negosiasi--yang dinamakan permainan saling menyalahkan.

Sayap kanan pemerintah Israel menyalahkan taktik penundaan mereka. Sementara pemerintah Obama mengaku mendapat tekanan politik dan koalisi yang kuat. Mereka mengaku tidak mungkin melaksanakannya. Jika tidak (jika tetap melaksanakan, ed), pemerintahan mereka akan tumbang.

Pemerintah Obama pura-pura memahami apa yang terjadi, padahal sesungguhnya mereka adalah bagian dari apa yang sedang terjadi.

Apa yang ingin dilakukan Israel adalah melompati masalah perbatasan. Negara ini tidak memiliki konstitusi, negara ini tidak memiliki batas wilayah yang jelas dan mereka ingin menetapkan batas itu. Mereka ingin memojokkan Palestina, agar membuatkan mereka empat perbatasan, yaitu satu di utara Palestina--dimana orang-orang Arab hidup di bawah kendali Israel--dan tiga lagi di Tepi Barat, yaitu satu dekat Jenin, satu di tengah-tengah (Tepi Barat) dan satu dekat Hebron... Itulah solusi satu negara, sebagaimana yang diincar Partai Likud.

Mereka berupaya mewujudkan solusi satu negara setelah menyingkirkan Gaza. Dan mereka ingin mendorong Gaza ke Mesir. Itu mengapa Mesir merasa berada dalam posisi yang kurang enak untuk menerapkan sanksi atas Gaza, karena mereka tidak ingin Gaza didorong ke arah mereka. Sebab mereka akan disalahkan terkait hak Palestina untuk mendirikan sebuah negara.

Pemerintahan Obama sangat paham apa yang sedang mereka lakukan sekarang ini. George Mitchell [utusan khusus AS untuk Timur Tengah] mengatakan di Palestina bahwa kami (AS) tidak akan bicara masalah negosiasi. Mitchell sedang mempersiapkan panggung untuk pemerintahan selanjutnya, karena mereka tidak lagi bisa berunding dengan pemerintahan ultra sayap kanan ini. Dan sangat menarik untuk menyaksikan pertemuannya dengan menteri-menteri negara Arab, untuk mengetahui apa yang akan dihasilkan.

Mereka akan kembali ke ide yang sama seperti dalam Konferensi Madrid. Mereka ingin agar seluruh Arab mengakui Israel dan menghilangkan tekanan atas negara Arab. Arab terhibur dengan ide Tzipi Livni dan juga Amerika. Karena mereka menginginkan semacam solusi untuk membebaskan tanah mereka dan membangun perlawanan atas Irak sekarang ...

PressTV:
Saya beralih ke Norman Finkelstein. Silahkan Anda tanggapi.

Finkelstein:
Menurut saya, perlu untuk diingat bahwa tidak ada yang namanya proses perdamaian. Tidak pernah ada proses perdamaian (di masa lampau, ed). Demikian pula di masa datang.

Itu bukan hanya retorika. Itulah yang terekam dalam dokumentasi dan yang terekam dalam kenyataan. Seseorang yang rasional, seorang yang waras, dinilai berdasarkan hasil yang telah dicapainya. Dia dinilai berdasarkan hasil akhir. Oleh karena itu, mari sekarang kita lihat hasil akhirnya.

Tahap sekarang, yang dinamakan proses perdamaian, disebut-sebut sesuai dengan Kesepakatan Oslo pada September 1993, saat di mana terjadi peristiwa jabat tangan yang tersohor antara Arafat dan Rabeen dengan dipimpin Clinton. Pada saat itu September 1993, ada 250.000 pemukim ilegal Yahudi di wilayah Palestina yang diduduki. Tujuh belas tahun kemudian di tahun 2010, jumlahnya menjadi 500.000. Jadi jumlahnya bertambah dua kali lipat, sebagaimana dilaporkan pusat informasi HAM Israel di wilayah pendudukan. Israel telah menganeksasi 42 persen wilayah Tepi Barat untuk pemukiman (Yahudi).

Jadi jika Anda melihat keluarannya, lihatlah hasilnya. Tidak pernah ada proses perdamaian, yang ada proses aneksasi. Dan kenyataannya, proses aneksasi memerlukan proses perdamaian.[di/ptv/hidayatullah.com]



Read more...

Morgan Spurlock: Seorang Wartawan Australia Mengatakan ‘Wow, Tuhan Pasti Seorang Vegetarian!’


Morgan Valentine Spurlock atau hanya dikenal sebagai Morgan Spurlock terkenal karena membuat sebuah film dokumenter Super Size Me. Film itu bercerita tentang dirinya sendiri yang melakukan sebuah eksperimen selama sebulan mengonsumsi makanan cepat saji selama sebulan penuh tanpa henti. Hasilnya? Filmnya menuai banyak pujian dan penghargaan karena dianggap memberikan sesuatu kepada banyak orang untuk dipikirkan.

Lahir 7 November 1970, Spurlock juga menjadi 10 jurnalis terbaik di dunia versi majalah Time. Berikut ini adalah petikan wawancaranya sehubungan dengan film Super Size Me yang mengguncang dunia.

Seperti orang lain, Anda sendiri ternyata terkejut ya dengan hasil eksperimen Anda ketika mengonsumsi makanan dari McDonald…

Tentu. Saya membuat sebuah film yang diharapkan akan membuat orang berpikir tentang bagaimana mereka makan dan menjalani hidup mereka. Ini pekerjaan yang besar. Banyak orang tua yang kemudian mulai memeriksa makanan anak-anaknya. Bagi saya, itu hal yang paling menakutkan dalam film ini; apa yang anak-anak kita makan di sekolah-sekolah di Amerika.


Berapa lama Anda melakukan eksperimen gila itu?


Pada hari kedua puluh satu, saya sudah benar-benar sakit, dan merasa sengsara, dan saya terbangun di tengah malam dengan rasa nyeri yang hebat di dada dan tidak bisa bernapas. Saya benar-benar takut pada saat itu . Jika saja Anda menyuruh tiga dokter mengetes darah dan membandingkan hati Anda, dan melihat kadar kolesterol Anda—pada saat itu kadar asam urat saya sudah tinggi, dan saya sudah menderita hiper-uricaemia . Tiga orang dokter mengatakan Anda harus berhenti karena mereka tidak tahu apa yang akan terjadi pada Anda, itu bukan saran yang ingin saya dengar.

Berapa berat badan selama bulan tersebut?


Saya mulai dengan 25 pound, dan kemudian 14 bulan berikutnya saya harus melakukan diet. Saya tidak boleh makan apa-apa, titik, dan hanya air minum selama satu bulan.

Apa tanggapan karyawan McDonalds ketika mereka melihat Anda syuting di gerai mereka?

Sungguh menakjubkan, kami hanya berjalan masuk ke gerai mereka dan mulai syuting. Setelah kami meninggalkan New York, kemudian New York menjadi kota yang paranoid. Di New York, bila Anda berjalan dengan kamera, orang cenderung lebih panic, daripada di tempat lain. Setelah kami meninggalkan New York orang kota kebanyakan tidak peduli. Orang-orang ini menghasilkan lima dolar per jam, jika Anda menghasilkan uang sebanyak itu dalam satu jam, apa peduli mereka? Apakah Anda ingin kentang goreng atau tidak? Oke, cuti besar!

Ini hanya tentang McDonalds; Super Size Me tidak secara khusus tentang mereka itu kan?

Bagi saya ini tentang gaya hidup orang Amerika, budaya makanan cepat saji yang telah meresap dalam seluruh cara hidup kami di Amerika, dan sekarang sudah menjadi waralaba di seluruh dunia. Sekarang ini menjadi cara untuk makan, di mana kita tidak lagi memikirkan apa yang kita masukan ke mulut kita, dan tidak memikirkan kualitas kalori yang kita makan. Saya pikir, film ini adalah ajakan besar untuk bangun untuk Eropa.

Apa reaksi Anda terhadap ketika mendengar kematian CEO McDonalds Jim Cantalupo yang mendadak karena serangan jantung?

Itu luar biasa, ia berusia 60 tahun kan? Dia belum tua kan? Charlie Bell, CEO saat ini menderita kanker prostat, dan sekarang menderita kanker usus besar. Seseorang bertanya kepadanya apakah ada hubungan antara CEO yang menderita serangan jantung dan kanker prostat, yah, makanan itu yang dimakan oleh orang-orang ini secara konsisten. Ia mengatakan hal itu tidak ada hubungannya dengan makanan McDonalds, ini hanya takdir Tuhan. Saya ceritakan itu kepada seorang wartawan Australia dan dia berkata ‘Wow, Tuhan pasti seorang vegetarian!’

Memangnya apa yang ada dalam makanan itu?

Begitu banyak, seperti aspartam, misalnya. Mereka mencampurkannya di coke untuk diet, dan banyak soda lainnya sekarang. Itu kini telah terbukti dapat menyebabkan otak Anda tidak menyadari bahwa Anda mengonsumsi kalori, sehingga Anda akan terus makan dan Anda akan terus menimbun lemak.

Apa yang Anda makan pertama kali setelah eksperimen itu?

Saya pergi ke gerai mie Jepang yang ada di seberang jalan kantor saya. Mereka membuat mie Udon terbaik, dan aku mendapat semangkuk besar mie Udon Miso. Orang biasanya mengambil segenggam besar sayuran dan mencampurkannya di sana, dan saya berkata tambah lagi, dan kemudian lagi. Ada banyak sayuran menumpuk di sana. Anda bahkan tidak bisa melihat mienya, ada begitu banyak yang hijau di sana.

Apa yang dikatakan oleh saingan McDonalds?

Rasanya seperti, “Puihhhh, aku lega karena laki-laki itu tidak menyebut kita.” Satu-satunya alasan saya mengambil McDonalds adalah karena mereka yang terbesar, pemimpin industri ini dan mereka mempengaruhi bisnis ini seperti orang lain. Prediksi saya adalah yang lain juga melakukan hal yang sama. (sa/talktalk/wikipedia)



Read more...

Yvonne Ridley: Ketika Seorang Perempuan Keluar Memakai Jilbabnya, Ia Sedang Berjuang Untuk Islam


Yvonne Ridley, penulis dan komentator Inggris terkenal, sudah cukup lama memeluk Islam. Banyak hal yang sering ditanyakan kepadanya terkait perpindahan agamanya itu terutama karena ia memeluk Islam setelah berinteraksi dengan para pejuang Taliban. Berikut ini adalah berbagai hal yang sering ditanyakan kepadanya.

Berapa banyak yang Anda tahu tentang Islam sebelum menjadi seorang Muslimah?

Saya hanya tahu sedikit tentang Islam sebelum menjadi Muslimah. Saya hanya tahu apa yang dikatakan oleh media belaka.

Bagaimana Anda memeluk Islam?

Ketika saya ditangkap oleh Taliban, seorang ulama agama mendatangi saya. Dia bertanya pada saya beberapa pertanyaan tentang agama, dan ia juga bertanya apakah saya ingin masuk Islam. Saya ketika itu sangat takut bahwa saya jika memberikan jawaban yang salah, saya akan dibunuh. Setelah berpikir hati-hati, saya berterima kasih kepada ulama tersebut, dan mengatakan bahwa akan sulit bagi saya untuk membuat keputusan yang mengubah hidup sementara saya ditawan. Tap, saya berjanji, jika saya dibebaskan dan kembali ke London, saya mempelajari Islam.

Jadi setelah dibebaskan, saya membaca sebuah terjemahan bahasa Inggris dari Al Qur'an. Ketika saya pulang ke Inggris, saya mencari-cari dalam indeks Al Qur'an, dan membaca bab yang berbeda. Saya kagum dengan hak-hak dalam Islam yang diberikan kepada perempuan, dan itulah yang benar-benar membuat saya tertarik dengan Islam.

Setelah memeluk Islam, bagaimana dukungan terhadap Anda? Bagaimana mungkin seorang gadis pesta dan bergaya hidup Barat, tiba-tiba memeluk Islam?

Ya dan tidak. Saya mendapat banyak dukungan dari saudara saya, saya pikir saya lebih beruntung daripada banyak mualaf yang lainnya. Beberapa mualaf benar-benar membutuhkan dukungan sangat dekat dan pengawasan hampir setiap hari. Sayangnya, banyak dari kami (para mualaf) yang ditinggalkan begitu kami mengatakan kita telah ber-syahadat. Bahkan, saya ingin mengatakan kepada saudara-saudara di luar sana, tahun pertama bagi mualaf merupakan tahun sangat penting. Harap jangan meninggalkan kami setelah kami mengikrarkan Syahadah.

Apa yang menjadi tantangan terbesar Anda setelah memeluk Islam?

Belajar menjadi orang yang lebih baik. Hal ini mungkin terdengar aneh karena saya pikir saya bukanlah orang yang buruk sebelum memeluk Islam, tapi saya perlu belajar etiket Islam, seperti menjadi sabar dan toleran. Bagi mereka yang mengenal saya cukup baik tahu bahwa itulah saat yang berat buat saya.

Bagaimana keluarga dan teman-teman menerima Anda? Apa reaksi mereka?

Semua orang terkejut. Tetapi setelah beberapa saat, mereka tahu bahwa saya bahagia dan sehat. Mereka melihat bahwa apapun itu dalam hidup saya, saya melakukannya dengan sangat baik dengan itu. Teman perempuan saya bertanya, "Apakah kamu masih berpacaran?" saya jawab, "Mengapa kamu masih berpikir bahwa dengan semua hal ini hanya karena harus seorang lelaki?" Maksud saya, Anda harus menerima bahwa saya telah menemukan sesuatu yang memberi saya banyak kebahagiaan, kekuatan batin, dan spiritualitas.

Dengan semua riuh-rendah tentang jilbab, bagaimana Anda mengatasinya ketika Anda memakai jilbab di Inggris?

Saran saya untuk para politisi adalah jauhilah lemari pakaian kami. Saya tidak langsung mengenakan jilbab, dan saya sangat senang Anda bertanya tentang ini. Ketika seorang perempuan memakai jilbab keluar rumahnya, ketika itu ia sedang berjuang untuk Islam, dia ada di garis depan. Ketika berada di luar rumah, semua pelecehan akan dialamatkan kepadanya. Sayangnya, beberapa Muslimah diserang secara fisik karena perdebatan tentang jilbab yang dimulai oleh politisi yang keliru.

Saya salut kepada Muslimah yang memakainya, saya salut akan kekuatan, keberanian dan keyakinan iman mereka.

Untuk mereka yang tidak memakainya, saya akan memberitahu orang-orang di sekitar mereka untuk bersabar dan memberi mereka waktu. Kita semua dalam perjalanan spiritual, beberapa dari kami mencapai tingkat yang jauh lebih cepat daripada yang lain. Ini perlu waktu. Kita tidak harus kritis kepada saudara kita yang tidak mengenakan jilbab, karena ada banyak tekanan dan tegangan. Alih-alih bersikap kritis, kita harus mendukung dan membantu mereka.

Saya pribadi, memakai jilbab butuh waktu bagi saya, dan merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangan saya sebagai seorang Muslimah. Setiap hari saya berkembang, dan jika kita berbincang dua puluh tahun kemudian, saya masih akan tetap belajar tentang Islam, insyaAllah.

Menurut Anda apa yang diketahui oleh orang-orang non-Muslim tentang Islam?


Kita harus menympaikan kepada Barat bahwa perempuan Muslimah tidak tertindas. Ada banyak isu yang memengaruhi perempuan Barat dan wanita Muslim. Dan apa yang akan saya katakan kepada wanita non-Muslim adalah bahwa ada cukup banyak substansi dan karakter di bawah kerudung itu. Jika anda melihat, Anda akan menyadari bahwa ada beberapa hal yang luar biasa; ada banyak perempuan Muslimah yang berkecimpung di dunia politik, kesadaran internasional, terampil, multi-berbakat di bawah kerudung itu. Jadi, bukannya menghabiskan begitu banyak waktu untuk bertanya-tanya ada apa di balik jilbab itu. Ada banyak feminis Islam. Dan mereka jauh lebih radikal daripada rekan-rekan sekuler mereka. (sa/iol/eramuslim.com)

Read more...

Dokumentasi Ghurabba